Saturday, July 6, 2019

Selama Badai Berlalu


Thet



 ini bertemakan gelisah, tentang aku yang mulai posesif, tentang aku tak lagi percaya akan diri ini.  Kemarin barangkali aku mulai malas menemukan sejuta keingintahuan akan sesuatu itu.

Semakin orang-orang perduli padaku, aku mulai melihat diriku detik ini penuh pekat, malam dengan angin pelan-pelan  menghantam rantai pohan, suara dentuman ranting  cukup jelas di telinga. Sekali lagi pikiran terus mengguyur tubuh  tentang   beberapa makna  tak lagi terpecahkan di antara batas-batas gelap dan terang.

Perjalanku sedari tadi ialah menuju kepemahaman, pada mereka begitu  banyak menyalurkan potongan-potongan bahasa lalu mengubah cara memahami hidup, barangkali saban lalu aku seperti  berleha-leha menyusuri duniaku .

Arloji  bergerak cepat, aku mulai sedikit memahami pernyataan tersebut, dalam kalimat terlontarkan.  Aku tak lain hanyalah biasa-biasa saja, kadang aku terlalu lupa tuk mengingatnya, terlalu lama  bangun dari tidur-tidur begitu  nikmat,  kemudian terlalu sedikit aku mafhum akan deretan aksara

Harusnya aku lebih sabar menerima proses, harusnya aku lebih tabah memahat hidup. meski harapan tak sesuai kenyataan, tapi usaha  motifasi tinggi tentunya  mempengaruhi  segala capaian seraya menuju puncak tajuk.

Selama langit masih memutih, pelangi masih menghiasi semesta, hujan masih berhenti, badai pasti kan berlalu, teruslah membunuh kejenuhan dengan menyalakan lantera  sembari terangkan di sudut penuh kegelapan.





0 comments:

Post a Comment