Aku menuliskan hari ini, tentang awan kelabu menutup langit. Tentang hujan dan angin semalam selimuti kota. Berguguran daun-daun dan tangkai patah penuhi pelataran. Banjir mengikuti selokan, serta roboh beberapa gedung.
Orang menyebutnya Januari; musim penghujan, tentunya ada angin di sini, Mereka seolah kompak setiap waktu, setiap sampaikan pesan kesombongan, pun keindahan yang sering orang sandingkan dengan cinta.
Pagi ini, wajah orang-orang seolah cemberut, entahlah, barangkali perkara dingin menyusup tubuh, sehingga memilih berdiam di kamar kecil, wajah murung memberikan pesan, barangkali soal awan kelabu di langit, ataupun menyamapikan kalimat rindu terhadap mentari. Sudah beberapa hari, matahari semacam sembunyi di balik tirai, barangkali ia lelah, terlalu setia memberi kilauan cahaya.
Sedang aku, hanyalah menuliskan lanscap dan orang-orang di sekitarku, aku duduk menikmati suasana ini.
Arloji menunjuk ke arah 11-30, tepatnya Jumat, dalam agama, Jumat adalah kepala dari segala hari. Suara lantunan Al-Quran, keluar dari Rumah Tuhan, mesikipun aku tak terlalu mafhum tentang ayat-ayat yang disampaikan, tapi aku yakin, kalimat rahmatanlilalamin dapat menembus hati manusia yang percaya tentang eksistensi-Nya. Mendengarnya, bagai sutra lembutnya.
Ah, semacam air mata pecah, saat aku sesekali menunduk dan berkontemplasi. suara dari surau sangat, sangat menyentuh sukma, mengingatku tentang jahilku dulu. Astagfirullah.
Masih tentang langit kelabu, matahari sembunyi di balik awan, angin masih pelan menghadang wajahku, dingin mulai memudar, peluh sedikt demi sedikit mulai keluar. Namun sepi masih menempel di dada, aku tak tahu menguraikan sepi, tapi rasa itu ada dalam diri. Dengan wujud pun tak berwujud, aku tak tahu. Tersebab orang sering mengartikan sepi itu tak ada, namun ketika merasaknya ia ada. Sudahlah, intinya, aku merasakan sepi di bawah awan putih abu-abu.
Duh, menyajikan aksra di musim hujan sangat menyenangkan, sungguh. Maka sepenggal kata ini, telah menceritakan keadaan ini, meskipun tulisanku tak sebagus penulis handal, aku hanya ingin menulis dan menyampaikan lewat kata-kata yang kuuraikan.
Setelah menuliskan ini, aku beringsut ke kamar dan melanjutkan aktifitas selanjutnya.
Kalimat terakhir dariku "Jalankan aktifitas dengan ikhlas, dan selalu ikhtiar serta marilah mengingat Tuhan, di manapun kita berada, dalam keadaan apapun, sebab Tuhan mencintai orang-orang yang mengingatnya." Maka semoga dimudahkan.
Bersambung.....
Nantikan tulisan saya selanjutnya. (Hehehe).