Thursday, April 26, 2018

Pengakuan






Aku tidaklah tahu, tentang rasa terpacar itu, tentang iming-iming terlontar di setiap waktu, pengakuan dan pengharapan bergantungan di mata. Semenjak pangakuan tumpah ruah di hadapanku, aku bungkam, namun tak kubiarkan lama di dalamnya.

Kususun kembali makna tertera dengan rapi, semenjak tulisan saling melempari tujuan, perihal, dan pengakuan yang menggebu di hati. Aku mencintai siapa saja didekatku, tapi tidak mengiklaskan hatiku menyakiti siapapun yang dulu mencintaku. Sebab, menyianyiakan orang yang benar-benar perduli adalah Impossible bagiku.

Tentang rasa, kuharap itu hanyalah semu. Perihal hasrat, kusemogakan beruba pada rupa digariskan Tuhan. Maka keluarlah, segalanya akan baik-baik saja. Saat keyakinan menjera kepadamu, tak hanya ini, bahkan lebih, sungguh lebih indah dari ini.

Sebuah detik bergirliya, dan kejadian tak terduga tak terpikirkan sama sekali, tiba-tiba hadir, menjadi bunga-bunga dalam khayalan. Sesekali aku hampir tak percaya, namun sekenario yang dibuat, entah dia ataukah sudah jalannya menuju ke sini. Kemudian yang terungkap adalah sebuah pengakuan.

Sesunguhnya, ketika kamu berpengakuan, biarlah kuukir sejauh mana prinsip dan komitmen mempertahankan itu, dan apabilah aku kalah, maka aku gagal bertahan, dan tak tahu kepada siapa aku berteduh. Apabila aku mampu, maka aku telah menepati satu pengakuan yang terterah dalam kertas putih.
😊

Kita adalah rahasia yang belum terungkap, dan sampai kapanpun kita tak tahu, siapa yang nanti menjadi pemilik.

Ternate, 27-04-2018





0 comments:

Post a Comment