Rindu tentang kebersamaan aku dan kawan-kawanku di pantai Balisosa, pantai yang sangat sederhana namun membentuk segudang kenangan. Ketika malam tiba, dan agenda kami terlaksana hingga selesai, aku dan kawan-
kawan menghabiskan sisa waktu dengan banyak bertukar pikiran, membahas kondisi siosal, sampai hal-hal mistis pun diceritakan, membuat aku merinding ketakukan. Hehehe.Tapi untunglah ada bintang di langit yang bisa mengusik ketakutanku, dan cahaya lampu di pulau kecil sana bisa mendamaikan jiwaku.
Adapun sekelompok kawanan yang duduk berbentuk bundaran yang jaraknya tak jauh dari kami, mereka tertawa terbahak-bahak, entahlah apa yang ditertawakan, aku tidak terlalu memperdulikan. Di tambah lagi dengan pemandangan malam begitu menggiurkan hati, menetramkan pikiran. Bahkan sebagian kawan tak mau kehilangan momen indah dengan mengabadikan diri berfoto dan menuliskan dalam bentuk karangan puisi.
Eetsssss, tapi aku juga tidak mau kalah loh, meskipun aku kadang takut, bahkan sesekali tertawa, tapi aku senang menatap cahaya bersejaran dari kota kecil “Ternate” dan sedikit menuliskan puisi, tentang apa aku yang tahu. Begini puisinya.
“ Aku bisa memandang kota itu, bukan cinta itu.
“Aku bisa memandang cahaya dari bilik jauh itu, bukan memetik kalauwan itu”
“dan di sampingnya ada gunung menjulang lebih tinggi dari kota itu”
“pun sepenggal Pulau Panjang masih terlihat di sana”
“akh, indahnya”
Itulah sepenggal puisi yang ku tuliskan disepenggal kertas yang masih aku simpan sekarang. Mesikipun puisi memiliki makna yang agak bias, aku tak perduli, aku hanya bisa menulisakan apa yang aku lihat malam itu. Sehingga hati dan pikiranku mengelolah membentuk sederet kata.
Tiga hari dua malam di pantai Balisosa itu, menyimpan banyak kenangan. Makan seadanya namun terasa nikmat, tidur di sebuah tenda kecil namun tak jadi soal. Sebab kami diajarkan banyak di jalanan. Agar diri kami menyatu dengan alam, dan peka dengan kondisi yang ada. Itu semua kami jalankan bersama-sama tanpa ada keluh kesah.
Dan inilah sebabnya kenapa aku suka jalan. Jalan dengan kawan-kawan, karena setiap perjalanan pasti ada kenangan, dan setiap kenangan pasti ada yang mengenang.
Terimah kasih kawan-kawanku atas banyak pelajaran hidup yang kalian beriakan, atas cinta dan kasih sayang yang begitu tulus. Terimah kasih kawan, telah mengajariku mencintai yang sederhana serta pesan dan kesan begitu berarti bagiku.
0 comments:
Post a Comment